Potensi Industri Halal Indonesia: Adu Tren Hijab Gaul dan Hijab Syar’i
Potensi Industri Halal Indonesia: Adu Tren Hijab Gaul dan Hijab Syar’i
Variasi gaya hijab semakin berkembang sejalan dengan tren fesyen. Salah satunya ialah hijab gaul dan hijab syar’i yang sudah menjadi unsur gaya hidup tidak sedikit muslimah di Indonesia. Di samping karena dalil agama, nilai kepraktisan dari suatu hijab menjadi kelebihan di tengah-tengah tren hijab canggih yang makin marak.
CEO Queency Gallery, Novia Erika mengakui bahwa industri halal kian menjanjikan. Salah satu potensi industri halal di Indonesia ialah fesyen muslimah. Baik guna pasar domestik maupun ekspor, dimana mengutip dari Forbes, angka melakukan pembelian barang Muslimah guna pakaian ditebak akan menjangkau 268 miliar dolar AS di tahun 2021. Atau bertambah 51 persen dari tahun 2015.
“Karena aku suka pakaian bagus dan menyukai dunia bisnis. Apalagi menyaksikan peluang yang terdapat yang kesatu menyaksikan teman dan saudara yang gemar melakukan pembelian gamis dan hijab, sehingga menyaksikan peluang yang terdapat aku masuk sebagai pelaku yang hadirkan gamis syar’i dengan model guna segala umur,” jelasnya untuk Bisnis, ketika ditemui sejumlah waktu lalu.
Untuk hijab Syar'i, dirinya mengucapkan bahwa tren ketika ini merujuk pada model yang lebih simpel dan instan. Brand lokal sedang bersaing dalam membuat tren hijab syar'i yang instan dan terkemas dengan model yang kekinian.
“Muslimah bisa mengenakan model semakin variatif, mulai dari gaya syar'i laksana khimar dan bergo sampai tampilan minimalis dengan basic scarf dan pashmina. Bagi basic scarf, voal menjadi bahan yang tengah disukai hijabers. Bahan tersebut paling adem dan tidak gampang kusut. Perubahan serupa pun terjadi pada pashmina,” jelasnya.
Adapun, semua wanita bisa mengandalkan pashmina guna berbagi acara mulai dari kasual sampai formal. Pashmina pun sangat sesuai untuk anda yang gemar styling hijab. Bukan hanya hijab modern, busana syar'i pun semakin populer seiring dengan tren berhijrah yang mulai marak.
“Hijab syar'i tak lagi tampak kuno, tetapi lebih sederhana tanpa motif dan opsi warna earthy tone yang paling kekinian. Seperti light grey, cokelat, beige dan dusty pink. Khimar bisa dipadukan dengan sekian banyak pilihan busana syar'i mulai dari maxi dress minimalis hingga gamis bersiluet loose yang lebih santun.
“Ciput pun menjadi fashion item wajib untuk hijabers. Dengan ciput, penampilan bakal terlihat lebih rapih dan santun. Jenis ciput yang tidak sedikit diburu oleh hijabers ialah ciput antem alias anti tembem. Di samping itu, ada pun ciput kerut guna tampilan lebih bervolume,” ungkapnya.
Kenyamanan menurutnya mesti diprioritaskan, terurama dalam pemakaian kegiatan di luar dengan bahan yang sejuk, tidak gampang kusut, serta tidak ketat yang merepresentasikan format tubuh, sampai-sampai pemilihan warna melulu akan meningkatkan kesan anggun. Namun, baginya di samping nyaman mengisi syariat pun menjadi tolak ukur yang tidak boleh sampai luput olehnya.
“Hijab syar'i tersebut yang sangat utama ialah memenuhi syariat dengan benar. Tampil modis boleh tetapi tidak boleh mengesampingkan syariatnya. Karena, seluruh tetap terdapat batasannya, batasan disini ialah untuk menjaga supaya memenuhi faedah hijab, sembari tampil modis dan elegan,” jelasnya.
Queency Gallery meluangkan pakaian muslimah dengan target pasar umur 17 hingga dengan 30 tahun. Erika menambahkan bahwa gerainya lebih konsentrasi dalam meluangkan hijab Syar'i modis. Namun, guna gamisnya masih sesuai untuk mereka yang kesehariannya tidak menggunakan syar'i.
Queency Gallery ketika ini memiliki sekian banyak produk, laksana jilbab arafah, jilbab shafa, jilbab marwah, catoon tyrex, dan gamis azizah dengan kisaran harga mulai dari Rp60.000 sampai Rp.185.000, menyerahkan harga yang tercapai Erika akui karena hendak menjangkau semua milenial terutama generasi muda.
0 Komentar