Praktek Islam di Sekolah Umum
Praktek Islam di Sekolah Umum
Sekolah umum di Amerika Serikat tidak jarang tampak memusuhi umat Islam. Namun secara hukum, ini seharusnya tidak menjadi masalah. Sekolah umum, laksana institusi pemerintah lainnya, dilarang oleh Amandemen Pertama guna mendiskriminasi menurut agama dan menyokong atau menekan keyakinan agama tertentu. Ini berarti bahwa murid di depan umum mempunyai hak agama di sekolah umum.
Salah satu pertanyaan sangat umum mengenai hak-hak agama di sekolah-sekolah negeri melibatkan mendapat ruang guna berdoa. Jika sekolah meluangkan ruang untuk kelompok murid untuk bertemu saat santap siang, maka mereka pun harus meluangkan ruang untuk siswa Muslim yang meminta ruang guna sholat Dzuhur. Tetapi andai sekolah tidak mengizinkan kumpulan siswa beda untuk memakai kamar, tidak diwajibkan untuk tidak mempedulikan siswa berdoa di ruang yang terpisah juga. Jika Ashar jatuh sekitar hari sekolah, dewan sekolah dapat, namun tidak diharuskan, memungkinkan murid keluar ruang belajar untuk berdoa. Jika ini memengaruhi kita atau anak Anda, hubungi wilayah sekolah setempat guna mengetahui kepandaian mereka mengenai masalah ini.
Jika siswa hendak meninggalkan sekolah guna pergi ke Masjid guna sholat Jummah pada hari Jumat, sekolah tidak bisa mendiskriminasi mereka sebab hal ini. Sekolah mesti memperlakukan liburan tersebut sebagai hari cuti keagamaan dan tidak hadir. Siswa mesti diperbolehkan untuk menciptakan tes atau kegiatan apa juga yang dia lewatkan, tetapi ialah tanggung jawab mereka guna meyakinkan ini terjadi. Kebijakan yang sama ini berlaku untuk memungut hari cuti untuk hari cuti keagamaan lainnya, laksana Idul Fitri. Siswa pun harus dilepaskan dari kegiatan fisik yang keras sekitar bulan Ramadhan, meskipun kadang-kadang sekolah membutuhkan daftar dokter.
Siswa Muslim pun tidak bisa dipaksa guna berpartisipasi dalam pekerjaan yang berlawanan dengan kepercayaan agama mereka. Sebagai contoh, sejumlah Muslim merasa syirik untuk menuliskan janji kesetiaan atau tunduk pada program seni bela diri yang disponsori sekolah. Dalam suasana itu, murid perlu berpartisipasi dan tidak bisa dihukum guna itu.
Pakaian sah yang dipercayakan oleh agama, laksana jilbab atau celana panjang, pun harus diizinkan. Siswa diizinkan untuk mengenakan pakaian jenis ini masing-masing saat, dan tidak bisa dipaksa guna melepasnya. Namun demikian, sekolah dapat memberi batas secara lumrah kegiatan-kegiatan di mana murid dapat berpartisipasi bila tersebut akan menanam diri mereka sendiri atau orang beda dalam bahaya. Sebagai contoh, murid yang mengenakan pakaian longgar barangkali tidak diperbolehkan untuk mengambil ruang belajar pengerjaan kayu atau pengerjaan logam sebab ada bisa jadi pakaian itu dapat terjebak dalam mesin.
Tentu saja siswa pun mempunyai hak guna bebas dari pelecehan dari murid lain dan diperlakukan secara setara oleh fakultas. Jika murid lain melecehkan murid Muslim, ini mesti diadukan kepada administrator sekolah. Jika mereka tidak memungut tindakan yang tepat guna mencegah urusan tersebut terjadi di masa depan, hubungi kumpulan hak-hak sipil laksana CAIR, MPAC, atau ACLU. Hubungi kumpulan yang sama ini, atau pengacara pribadi, andai ada masalah dalam mendirikan hak-hak kita yang beda juga.
0 Komentar