History of the Hijab - Menjelajahi Pakaian Tradisional Muslim

Berdasarkan keterangan dari keilmuan Islam tersebut memiliki makna yang lebih luas dari kesederhanaan, privasi dan moralitas. Itu berarti tirai dalam bahasa Arab dan pengertian meta-fisik 'al-hijab' ialah tabir yang memisahkan insan atau dunia dari Tuhan. Jilbab sudah menjadi bagian urgen dari tradisi Islam semenjak tahun 1970-an. Pendapat mengenai bagaimana pakaian mesti digunakan bervariasi dari orang ke orang dalam agama Islam.

Dalam Alquran jilbab tidak dinamakan sebagai tulisan pakaian Islami guna wanita atau pria, tetapi sebagai tirai spiritual yang menyerahkan privasi untuk pemakainya. Al-Qur'an menginstruksikan laki-laki Muslim untuk berkata dengan istri Muhammad melulu di balik jilbab. Masalah kerendahan hati dalam Al-Qur'an berlaku guna laki-laki dan wanita tatapan, pakaian, pakaian dan perangkat kelamin. Wanita diinginkan untuk menggunakan jilbab (jubah) di depan umum untuk menangkal mereka dari bahaya. Wanita Muslim diwajibkan mengenakan jilbab di depan lelaki mana juga yang secara teoritis bisa mereka nikahi. Karena tersebut tidak mesti dikenakan di depan ayah, saudara lelaki, kakek, paman atau anak kecil. Juga tidak mesti mengenakan pakaian di depan perempuan Muslim lainnya.


Kesederhanaan Islam diartikan secara menarik oleh masing-masing pribadi yang berlatih tergantung pada kepercayaan khusus mereka. Beberapa perempuan mengenakan pakaian semua tubuh melulu menyisakan mata mereka; sedangkan yang lain melulu merasa perlu guna menutupi rambut dan belahan dada mereka.

Aturan penyembunyian lazimnya santai guna wanita tua. Secara umum di anggap bahwa mereka sudah melalui masa perkawinan dan karena tersebut dapat mengesampingkan pakaian luar mereka. Namun, mereka masih harus tidak menciptakan tampilan sembarangan dari keelokan mereka.