Lomba lari sebab mengenakan hijab
Seorang remaja Muslimah didiskualifikasi dalam lomba lari sebab mengenakan hijab. Seperti dikutip HuffPost pada Jumat (25/10), pelari itu merupakan Noor Alexanderia Abukaram yang baru saja menyelesaikan persaingan terhebatnya sekitar ini dalam lari 5K di wilayah lokal pada akhir pekan lalu.
Di kejuaraan itu, Noor sukses mencatatkan masa-masa terbaik, yaitu 22 menit 22 detik. Namun saat remaja berusia 16 tahun tersebut sampai di garis finis, ia tak menyaksikan nama berikut daftar waktunya tercantum.
Saat Noor mengupayakan menanyakan urusan itu, semua pejabat persaingan lari tersebut mengatakan bahwa hijab yang dikenakannya sudah melanggar kepandaian seragam yang ditetapkan. Noor didiskualifikasi. Waktu terbaiknya juga bahkan tak masuk dalam perhitungan.
Noor yang adalahpelari lintas negara dari SMA Sylvanus Northview sudah melalui persaingan sebelumnya tanpa adanya masalah. Hingga lantas saat menginjak lomba lintas negara Divisi 1 Barat Laut di unsur Timur Ohio pada Sabtu (19/10). “Sangat memalukan dan tak dapat dipercaya, ini tak pernah menimpa saya sebelumnya,” kata Noor dalam wawancara dengan HuffPost.
Noor juga diberi saran supaya mendapatkan surat pengakuan yang ditandatangani oleh Asosiasi Atletik Sekolah Tinggi Ohio (OHSAA) sehingga dapat berlomba. Meskipun Noor tak pernah dimintai urusan tersebut dalam persaingan sebelumnya. Noor mengenakan pakaian normal yaitu dengan memakai legging hitam Nike, jersey tim, dan hijab guna mematuhi syariat.
Sementara, seorang perwakilan OHSAA mengaku bahwa pelari lintas negara diizinkan mengenakan hijab. Kendati demikian, pelari terlebih dulu mesti mengurus surat pengakuan dari OSHAA.
“Memperoleh surat pengakuan pengabaian aturan dari OSHAA dan menyerahkannya ke kantor pusat sebelum perlombaan, karena tersebut adalahperubahan pada seragam yang ditata OSHAA. Para pejabat kompetisi melulu menegakkan aturan sebab surat pengakuan pengabaian aturan belum diajukan,” kilah perwakilan OSHAA.
Kendati demikian, perwakilan OSHAA tersebut menyebut mengenai aturan seragam khusus untuk pelari tersebut mempunyai potensi untuk dilaksanakan perubahan pada masa mendatang. Sehingga, pemakaian hijab tak membutuhkan surat pengakuan pengabaian aturan.
Kasus diskualifikasi yang menimpa Noor adalahcermin apa yang tengah dialami tidak sedikit wanita yang mengenakan hijab ketika berpartisipasi dalam suatu olahraga. Sementara, tiap cabang olahraga punya aturan tersendiri bersangkutan pemakaian hijab. Karena itu, perempuan Muslim yang berupaya mengenakan hijab juga menghadapi tidak sedikit rintangan.
Pada 2017, Federasi Bola Basket Internasional mengurungkan tentang larangan hijab setelah tidak sedikit gugatan. Menyusul sesudah itu, Asosiasi Tinju Internasional pun mengumumkan bahwa tahun ini perempuan Muslim diperbolehkan bertarung dengan memakai hijab.
“Siapapun yang mengenakan hijab atau siapa juga yang mesti mengenakan sesuatu cocok agamanya, tak mesti mendapat surat pengakuan pengabaian untuk bersaing atau tidak bersaing sama sekali,” kata Noor menegaskan.
Di kejuaraan itu, Noor sukses mencatatkan masa-masa terbaik, yaitu 22 menit 22 detik. Namun saat remaja berusia 16 tahun tersebut sampai di garis finis, ia tak menyaksikan nama berikut daftar waktunya tercantum.
Saat Noor mengupayakan menanyakan urusan itu, semua pejabat persaingan lari tersebut mengatakan bahwa hijab yang dikenakannya sudah melanggar kepandaian seragam yang ditetapkan. Noor didiskualifikasi. Waktu terbaiknya juga bahkan tak masuk dalam perhitungan.
Noor yang adalahpelari lintas negara dari SMA Sylvanus Northview sudah melalui persaingan sebelumnya tanpa adanya masalah. Hingga lantas saat menginjak lomba lintas negara Divisi 1 Barat Laut di unsur Timur Ohio pada Sabtu (19/10). “Sangat memalukan dan tak dapat dipercaya, ini tak pernah menimpa saya sebelumnya,” kata Noor dalam wawancara dengan HuffPost.
Noor juga diberi saran supaya mendapatkan surat pengakuan yang ditandatangani oleh Asosiasi Atletik Sekolah Tinggi Ohio (OHSAA) sehingga dapat berlomba. Meskipun Noor tak pernah dimintai urusan tersebut dalam persaingan sebelumnya. Noor mengenakan pakaian normal yaitu dengan memakai legging hitam Nike, jersey tim, dan hijab guna mematuhi syariat.
Sementara, seorang perwakilan OHSAA mengaku bahwa pelari lintas negara diizinkan mengenakan hijab. Kendati demikian, pelari terlebih dulu mesti mengurus surat pengakuan dari OSHAA.
“Memperoleh surat pengakuan pengabaian aturan dari OSHAA dan menyerahkannya ke kantor pusat sebelum perlombaan, karena tersebut adalahperubahan pada seragam yang ditata OSHAA. Para pejabat kompetisi melulu menegakkan aturan sebab surat pengakuan pengabaian aturan belum diajukan,” kilah perwakilan OSHAA.
Kendati demikian, perwakilan OSHAA tersebut menyebut mengenai aturan seragam khusus untuk pelari tersebut mempunyai potensi untuk dilaksanakan perubahan pada masa mendatang. Sehingga, pemakaian hijab tak membutuhkan surat pengakuan pengabaian aturan.
Kasus diskualifikasi yang menimpa Noor adalahcermin apa yang tengah dialami tidak sedikit wanita yang mengenakan hijab ketika berpartisipasi dalam suatu olahraga. Sementara, tiap cabang olahraga punya aturan tersendiri bersangkutan pemakaian hijab. Karena itu, perempuan Muslim yang berupaya mengenakan hijab juga menghadapi tidak sedikit rintangan.
Pada 2017, Federasi Bola Basket Internasional mengurungkan tentang larangan hijab setelah tidak sedikit gugatan. Menyusul sesudah itu, Asosiasi Tinju Internasional pun mengumumkan bahwa tahun ini perempuan Muslim diperbolehkan bertarung dengan memakai hijab.
“Siapapun yang mengenakan hijab atau siapa juga yang mesti mengenakan sesuatu cocok agamanya, tak mesti mendapat surat pengakuan pengabaian untuk bersaing atau tidak bersaing sama sekali,” kata Noor menegaskan.
0 Komentar