Apa Ini Judulnya
Semakin tidak sedikit negara yang mengekspresikan pandangan yang powerful terhadap pemakaian pakaian Islami di dunia Barat. Beberapa negara bahkan telah tidak mengizinkan mereka sepenuhnya dari negara tersebut. Berdasarkan keterangan dari pandangan mereka, pakaian Islami adalahsimbol terorisme dan ekstremisme dan mereka tidak inginkan mempromosikan dua-duanya dengan memperbolehkan orang guna mengenakan pakaian Islami cocok dengan kehendak bebas mereka. Awalnya itu ialah Perancis dan lantas yang lain mengekor dengan gejolak teranyar di Belgia yang terjadi mengenai masalah ini.
Meskipun masing-masing orang dan bangsa mempunyai hak guna pandangan mereka, namun secara individu saya merasa bahwa pelabelan teknik berpakaian tertentu dikaitkan dengan fundamentalisme dan ekstremisme dalam Islam menurut sejumlah contoh independen tidak sepenuhnya adil untuk dunia Muslim. Mengenakan pakaian Islami tidak secara otomatis mengolah Anda menjadi pribadi yang berhubungan dengan perbuatan ekstremisme yang dieksekusi. Bahkan orang-orang ini bahkan tidak mengekor jalan Islam yang sebetulnya yang mengajarkan cinta dan perdamaian.
Pakaian Islami hanyalah simbol kesopanan dan kesopanan. Sama laksana orang-orang tertentu memilih guna mengenakan rok panjang dan celana panjang dan tidak menunjukkan kulit mereka di rok mini dan celana Capri, demikian pula, perempuan Muslim memilih guna mengenakan pakaian longgar yang pas dan mengalir jaybab dan jilbab. Mereka menutupi kepala mereka dengan jilbab yang serupa dengan perempuan Barat yang mengenakan topi dan syal.
Tidak terdapat apa-apa mengenai mengenakan pakaian Islami yang dapat dikaitkan dengan ekstremisme. Wanita dan lelaki yang memilih guna mengenakan abaya, jilbab, jilbab, dan jubba dalam hidup mereka melakukannya guna melindungi kebesaran mereka dan mengasyikkan Allah mereka. Mereka mengekor Sunnah Nabi Muhammad SAW yang mereka cintai, yang merupakan utusan besar atau kedamaian dan pengampunan. Dia ialah makhluk yang lembut yang menyebarkan agama Islam bukan oleh tungau namun oleh tindakan dan tindakannya yang besar. Ajaran-ajarannya sarat belas kasih dan kebaikan, bukan kekerasan dan kekejaman. Karena itu, agama Islam dan teknik hidupnya sama sekali tidak mengajarkan jenis radikalisme yang sedang dikaitkan dengan tulisan pakaian Islami ketika ini.
Larangan tersebut tidak boleh diperbolehkan karena ketika ini dunia sarat dengan kehendak bebas, dan laksana halnya agama dan sekte lain diperbolehkan mengenakan pakaian cocok dengan kemauan mereka sendiri, umat Islam mesti mempunyai pilihan guna memilih mengenakan pakaian Islami secara tersingkap dan bebas tanpa fobia didiskriminasi oleh orang lain. Artikel pakaian sama sekali tidak dapat mengubah jati diri seseorang menjadi liberal atau fundamental.
Meskipun masing-masing orang dan bangsa mempunyai hak guna pandangan mereka, namun secara individu saya merasa bahwa pelabelan teknik berpakaian tertentu dikaitkan dengan fundamentalisme dan ekstremisme dalam Islam menurut sejumlah contoh independen tidak sepenuhnya adil untuk dunia Muslim. Mengenakan pakaian Islami tidak secara otomatis mengolah Anda menjadi pribadi yang berhubungan dengan perbuatan ekstremisme yang dieksekusi. Bahkan orang-orang ini bahkan tidak mengekor jalan Islam yang sebetulnya yang mengajarkan cinta dan perdamaian.
Pakaian Islami hanyalah simbol kesopanan dan kesopanan. Sama laksana orang-orang tertentu memilih guna mengenakan rok panjang dan celana panjang dan tidak menunjukkan kulit mereka di rok mini dan celana Capri, demikian pula, perempuan Muslim memilih guna mengenakan pakaian longgar yang pas dan mengalir jaybab dan jilbab. Mereka menutupi kepala mereka dengan jilbab yang serupa dengan perempuan Barat yang mengenakan topi dan syal.
Tidak terdapat apa-apa mengenai mengenakan pakaian Islami yang dapat dikaitkan dengan ekstremisme. Wanita dan lelaki yang memilih guna mengenakan abaya, jilbab, jilbab, dan jubba dalam hidup mereka melakukannya guna melindungi kebesaran mereka dan mengasyikkan Allah mereka. Mereka mengekor Sunnah Nabi Muhammad SAW yang mereka cintai, yang merupakan utusan besar atau kedamaian dan pengampunan. Dia ialah makhluk yang lembut yang menyebarkan agama Islam bukan oleh tungau namun oleh tindakan dan tindakannya yang besar. Ajaran-ajarannya sarat belas kasih dan kebaikan, bukan kekerasan dan kekejaman. Karena itu, agama Islam dan teknik hidupnya sama sekali tidak mengajarkan jenis radikalisme yang sedang dikaitkan dengan tulisan pakaian Islami ketika ini.
Larangan tersebut tidak boleh diperbolehkan karena ketika ini dunia sarat dengan kehendak bebas, dan laksana halnya agama dan sekte lain diperbolehkan mengenakan pakaian cocok dengan kemauan mereka sendiri, umat Islam mesti mempunyai pilihan guna memilih mengenakan pakaian Islami secara tersingkap dan bebas tanpa fobia didiskriminasi oleh orang lain. Artikel pakaian sama sekali tidak dapat mengubah jati diri seseorang menjadi liberal atau fundamental.
0 Komentar